Anak Majikanku ******************** Ini kisah dikirimkan juga oleh Ayeng, thanks atas kepercayaan untuk menggubah ceriat ini. Saran dan komentar emailkan pada nabirong_x@yahoo.com Namaku Hasan, usiaku 57 tahun, pekerjaanku adalah sebagai pembantu dan penjaga rumah pada sebuah keluarga mantan pejabat sebut saja namanya pak Broto. Aku ikut keluarga pak Broto sejak 30 tahun yang lalu, saat itu pak Broto masih menjadi seorang pegawai rendah di sebuah instansi pemerintah, dan aku hanyalah seorang prajurit rendahan . Aku mengabdi pada keluarga ini telah cukup lama hingga keluarga ini kini menjadi keluarga terpandang dan terhormat dimasyarakat. Pak Broto memiliki 2 orang putri yang cantik cantik dan masing-masing telah berkeluarga. Diusianya yang telah pensiun ini pak Broto menikmati sisa sisa usianya dengan menekuni usaha perkebunan yang dimilikinya di sebuah daerah di Jawa Tengah. Mereka memiliki sebuah perkebunan teh yang cukup luas disana. Pak Broto sering menghabiskan waktunya bersama istrinya diperkebunan. Dan diperkebunan mereka itu juga berdiri sebuah villa yang cukup megah. Aku sering diajak beliau kesana saat beliau masih aktif di pemerintahan dahulu. Sejak pak Broto pensiun hanya sesekali ia datang ke Jakarta untuk meninjau rumahnya ini, yang aku jaga, juga mengobati kerinduannya kepada cucu dari putri pertamanya Siska. Siska tinggal dengan suaminya didaerah Kemang, sedangkan putri keduanya Shinta menempati rumah yang aku tinggali ini bersama suaminya yang juga tampan itu. Shinta belum memiliki anak, karena mereka menikah baru 6 bulan yang lalu. Shinta saat ini bekerja di sebuah perusahaan swasta,jadi pasangan suami istri ini praktis selalu berangkat pagi dan pulang malam harinya bersama sama. Shinta usianya baru 23 tahun, dia adalah potret wanita masa kini, dikaruniai wajah yang cantik. memiliki kulit yang putih bersih, rambut hitam sebahu dan menurut pendapatku wajah Shinta tidaklah kalah dengan wajuah artis-artis sinetron yang sering aku lihat di televisi. Aku maklum, sebab bagi mereka yang memiliki uang lebih dan kehidupan yang mapan, untuk merawat kecantikan dan penampilan amatlah mudah. Beda jauh dari aku yang hanya cuma seorang pembantunya. Aku dipercaya pak Broto untuk menjaga rumahnya ini, berikut semua isinya. Jadi secara otomatis akupun harus menjaga majikanku Shinta yang memang menetap di rumah ini bersama suaminya. Bahkan aku juga sempat menyaksikan mereka berdua lahir. Jadi kedua putri mereka sudah tidak asing lagi bagiku,dan merekapun berdua telah menganggap aku dan istriku sebagai bagian dari keluarga mereka. Semua pekerjaan rumah biasanya mampu aku selesaikan dengan baik dan lancar. Hampir semua waktuku aku habiskan untuk merawat rumah dan mobil majikanku ini. Shintapun sering memberiku uang lebih karena aku memang gak neko neko. Dirumah ini juga aku tinggal berdua dengan istriku sejak muda dulu. Aku dikaruniai anak 1 orang pria yang sekarang telah bekerja menjadi seorang polisi. Sekolah anakku juga dibiayai oleh pak Broto. Anakku satu-satunya ini kini telah menikah dan sekarang bertugas di Sumatera. Jadi istriku ikut anakku itu ke Sumatera. Aku memang diajak namun karena aku diserahi tanggung jawab dan telah diamanahi pak Broto , ajakan itu aku tampik sebab bagiku sangat sulit mencari orang yang sebaik dan sebijaksana pak Broto. Setiap malam saat aku memeriksa pagar dan memastikan pintu dan jendela terkunci dengan aman, aku melewati kamar majikanku Shinta dan suaminya. Sering aku mendengar dengus nafas dan rintihan rintihan terdengar dari arah kamar mereka itu. Sebagai laki-laki aku tentu saja aku maklum , �Dasar anak muda berisik sekali kalau sedang berhubungan� batinku. Terkadang timbul perasaan penasaran ingin mengintip untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan pasangan itu. Bagiku tidak sulit untuk melakukannya, karena jendela kamar mereka telah aku akali sejak siang beberapa hari yang lalu. Aku dengan seksama memperhatikan perbuatan pasangan yang berlainan jenis itu. Aku melihat kedua tubuh manusia yang telanjang itu saling berdempetan menyatu Kebetulan lampu kamar saat itu tidak dimatikan. Tubuh putih mulus Shinta saat itu berada dibawah tubuh suaminya. Suaminya bergerak maju mundur dan Shinta tampaknya kepayahan menahan bobot suaminya dan gairah nafsu yang melandanya di bawah dari pertemuan kelamin mereka. Kedua kaki majikanku yang panjang dan putih itu berada diatas bahu suaminya. Sedang tangan suaminya saat menggenjot tubuh Shinta menjalar juga di dada putihnya yang ranum, meremasnya dengan kasar. �Ouhh�.mas����ya teruss�.�desahnya lirih dengan tubuh menggeliat-geliat di bawah tindihan suaminya. Baru kali ini aku memperhatikan dengan seksama, ternyata tubuh majikan putriku ini mempunyai kulit yang halus dan mulus. Selama aku bekerja pada orang tuanya aku tidak begitu memperhatikan perkembangan pertumbuhan putri majikanku itu. �Ayoo��.mass��������rengek Shinta mengerumas rambut suaminya, mengacak acaknya dengan gemas, segemas rasa geli gatal yang melanda organ intimnya. Ikt bergerak liar pinggulnya yang tengahmenerima sodokan-sodokan sporadis dari suaminya. Aku sempat menahan nafas saat tubuh keduanya bergerak seirama, mendayung perahu birahi mereka untuk merengkuh semua kenikmatan yang ada. Semakin cepat mereka bergerak�.Mata Shintha telah terbeliak-beliak, bibirnya menganga mengeluarkan suara ceracauan tak jelas. Sebagai laki-laki yang normal, pemandangan ini sangat mempengaruhi aku, mengingatkanku pada masa-masa masih bersama dengan istriku. Membuat birahiku bergejolak saat itu. Namun apalah dayaku, statusku hanya seorang pembantu dikeluarga ini. Esok paginya saat aku telah bangun dan sedang beres-beres, kulihat majikan putriku keluar dari kamarnya dengan wajah yang sedikit kusut dan tampak agak layu. Aku biarkan saja kejadian itu. Mungkin dia ada masalah dengan suaminya atau apalah aku tak mau menanyakan pada nya.Seperti biasanyapun pagi itu aku menghidangkan makanan kesukaan majikanku itu dimeja makan. Tidak lama kemudian mereka keluar kamar beiringan untuk sarapan pagi sebelum berangkat ke kantor. Tiba-tiba saat mereka sarapan itu aku dipanggil. Suaminya mengatakan padaku bahwa ia akan tugas keluar kota mungkin untuk 2 minggu karena ada masalah dikantornya. Suaminya menitipkan padaku untuk menjaga rumah dan istrinya. Dengan patuh aku sanggupi permintaan suaminya itu. Dan sejak saat itupun aku semakin bertambah tugas dengan memastikan keadaan majikan putri itu. Beberapa hari ini aku jadi kehilangan kesempatan untuk melihat aktifitas kamar majikan putri itu. Aku jadi susah tidur, padahal aku setiap hari sebelumnya selalu melihat aktifitas dikamar itu dan sempat bermasturbasi barulah aku tertidur. Memang aku akui diusiaku yang tidak muda lagi ini libidoku sering menagih . Namun kepada siapa aku akan menyalurkannya sedang istriku di Sumatera bersama anakku. Aku mengendap-ngendap mengintip majikanku yang sedang dikamarnya. Rupanya ia masih belum tidur dan hanya baring di ranjang. Tampaknya ia gelisah, berulang kali membalikkan tubuhnya, sepertinya ia sedang menginginkan belaian dari suaminya . Namun suaminya tidak berada disini. Dan sempat aku perhatikan Shinta mengeser geserkan guling kearah kemaluannya di atas ranjangnya yang luas itu. Aku tau saat itu Shinta ingin kehangatan.Apalagi hawa dingin AC dikamarnya membuatnya tampak kehausan.Aku jadi mengerti. Lalu akupun berlalu kekamarku dan tidur. Malam itu tanpa aku duga sama sekali,ada bunyi krasak kresek.Aku bangun dari ranjangku dan keluar kamar menuju arah bunyi itu. Ohhhh.... alangkah kagetnya aku. Aku melihat 3 orang yang mengendap endap akan masuk kerumah ini. Mereka telah memutus rantai pintu pagar. Sebagai seorang bekas tentara yang telah banyak pengalaman di medan perang,aku lalu menuju arah suara itu dan dengan samuraiku aku bacok si pejahat itu tanpa tanya lagi. �Ampun..,ampunn�..pak������teriak salah seorang dari mereka. Mereka meringis kesakitan dan minta ampun padaku. Mereka akhirnya lari dan berusaha menghindar dari kejaran masyarakat yang tau akan tindakan mereka. Malam itu akhirnya rumah majikanku ini selamat dari upaya pencurian dan perampokan. Majikanku Shinta akhirnya terbangun dan keluar rumah menemuiku. �Ada siapa pak Hasan, kok rame sekali kedengarannya�..?tanya Shinta. Kaget ia meliha tiga orang asing tergeletak pingsan. �Siapa mereka���?�Tanya lagi �Ini neng, 3 orang ini coba-coba memasuki rumah. Untung saya bangun, memergoki mereka dan melumpuhkan mereka� terang sejelas-jelasnya. Akupun menerangkan kejadian yang sesungguhnya dengan lengkap. Iapun akhirnya berterima kasih dan minta aku untuk menyelesaikan masalah itu dengan aparat terkait malam itu. Setelah memberikan laporan secukupnya,malam itupun aku pulang kerumah dan di sambut majikanku Shinta,yang saat itu mengenakan baju kimono tidur. Ia amat mengkhawatirkan keadaanku malam itu. iapun telah sempat menelpon suami dan kedua orang tuanya. Dan akupun lalu ditelpon suami dan kedua orangtua Shinta agar bisa menjaga Shinta dengan hati hati. Sempat aku lihat wajah kecemasan di rona muka Shinta malam itu. Wajahnya yang putih bersih itu terlihat takjub dan khawatir,namun dengan sedikit sedikit aku terangkan kepadanya supaya jangan terlalu cemas seperti itu. �Aduhh, saya takut pak�..� ujarnya. �Ga usah takut neng, selama bapak ada disini mereka harus hadapi dulu bapak sebelum mengacak � acak isi rumah ini� terangku sedilit sombong. Malam itupun lalu kami tidak tidur dan hanya berbicara saja di ruang tamu rumah besar itu. Shinta masih shock dan akupun tidak sampai hati meninggalkannya sendirian di ruang tamu malam itu. Aku menemaninya dan sesekali karena kenakalan mataku aku memandang sekujur tubuhnya yang terbalut kimono tidur saat itu. mata nakalku memperhatikan gundukan dadanya yang sekal dan bernomor 34b itu amat menggodaku. Aku tahu nomor itu karena saat dijemur aku pun melihatnya dengan seksama jenis dan wangi celana dalam Shinta. Entah kenapa malam itupun aku diajaknya kekamarnya untuk sekedar bincang bincang. katanya ia masih takut dan trauma. Jika saja ada suaminya ia mungkin tidak akan mengizinkan aku kekamarnya. Namun hal tabu yang slalu aku jaga slama ini malam itu luntur. �Pak Hasan temani saya ya, saya takut sekali��.,di kamar saya saja pak Hasan tidurnya ��pinta neng Shinta dengan wajah memelas. Aku masuk kekamarnya yang dingin dan harum semerbak itu sekedar hanya untuk menemani anak majikanku itu. Sebagai laki2 aku telah memasuki wilayah pribadi putri majikanku itu. Dan dengan kurang ajar aku pun berusaha mempengaruhi jiwa dan mental putri majikanku itu dengancerita cerita seram temtangg perampokan dan horor. Sebagai wanita yang hanya seorang diri malam itu tentunya ia merasa takut dan amat membutuhkan bantuanku. Disitulah insting kelelakianku bermain. �Sudahlah neng ga usah takut����tuturku sambil memegang lembut bahunya. Shinta lebih tenang sekarang, tak disadarinya kepalanya rebah di lenganku. Mungkin ia merada aman dengan posisi itu. Aku makin berani�. Pelan-pelan ku tundukkan wajahku, mendekati wajahnya. Lembut kukecup bibir ranumnya. Shinta kaget dan membelalakkan matanya. �Apa apaan ini Pak Hasan�..mmhhh� ujarnya terputus oleh kecupanku kembali menerpa bibirnya. Sementara itu tanganku telah berada di bali kimono yang di kenakan neng Shinta, meraba dan mengelus lembut permukaan dadanya. Namun Shinta memang wanita dan seorang istri yang baik. Ia tidak begitu saja larut akan alunan gairah yang aku pancarkan saat itu. Ia berusaha menolakku dan melepaskan pelukanku. Namun malam itu apalah daya seorang wanita seperti Shinta dibanding aku yang bekas prajurit dan memiliki pengalamn yang lumayan di saat perang. Malam itu dengan sedikit terpaksa Shinta akhirnya tunduk dan menuruti keinginan syahwatku padanya. �Mhhh�.Pakk����.�desah Shinta tatkala bibirku sudah mampir di dadanya yang membusung padat, mengecup dan mengulum putting buahdadanya..!!! Tubuhnya yang tadi menolak akhirnya melemah dan pasrah pada gairah timbul oleh tindakanku. Dengan cara lembut tanpa paksaan Shinta aku raih dan peluk malam itu dikamarnya. Dengan pengalamanku sebagai laki2 aku berusaha menundukannya dengan ciuman dan rangsangan diwilayah peka tubuhnya yang mulus itu . Aku tau Shinta membutuhkan belaian laki laki. �Ohhh��������.�pekik Shinta saat diatas ranjang kamarnya yang mewah itu, aku berhasil membenamkan kemaluanku yang lumayan masih jantan kedalam rahimnya yang masih sempit itu. Malam itu aku nikmati setiap inci tubuh mulus anak majikanku itu dengan rakus. Aku memang telah lama puasa dari hubungan biologis ini. Namun malam itu aku merasa muda kembali dengan perlakuanku itu. Kehangatan yang aku rasakan pada kemaluanku saat masuk kedalam tubuh Shinta amat membuatku lupa diri. Shinta amat sempurna saat ia berada dibawah tubuhku saat aku genjot tadi. Memang benar kata orang orang bahwa seorang wanita baru terlihat cantik dan menawan jika ia telah berada dibawah tubuh laki-laki saat kemaluannya di masuki kemaluan pria. Shinta akhirnya hanya bisa pasrah dan dengan terpaksa menikmati saja rahimnya aku masuki berulang kali. Aku tahu ia amat menyesal padaku malam itu, terlihat dari air matanya yang keluar saat aku berpesta diatas tubuhnya yang telanjang. �Arrghh�����.geramku setelah sekian lama memacu dan menggenjot akhirnya penisku melepaskan air sperma didalam rahimnya. Hingga pagi aku terus menggauli Shinta hingga beberapa kali dan Shintapun aku liat mulai menikmati permainanku yang cukup liar diatas tubuhnya. Aku tau Shinta ikut orgasme hingga beberapa kali saat itu. Itu di ungkapkannya saat ia membenamkan kukunya yang runcing di bahuku hingga bahuku yang mulai kusut kulitnya itu luka. Namun itu apalah artinya bagiku dibanding keberhasilanku menggauli anak majikanku itu. Keringat kamipun akhirnya menyatu dan kain sprei yang kami pakai akhirnya lembab karena basah oleh percampuran keringat dan juga air mata Shinta ditambah lelehan spermaku yang tumpah tadi. Semenjak kejadian malam itu. Shinta mulai menjarak dariku dan tampaknya berusaha menghindariku. Suaminya tidak tahu tentang peristiwa malam itu. Tampaknya Shinta memang merahasiakannya . Aku tahu diri dan tidak berupaya memperlihatkan kepada Shinta tentang bagaimana aku padanya. Aku pun bertindak seperti biasanya saat kejadian itu belum terjadi. Kadang saat malam aku rindu untuk mengulangi lagi saat kebersamaan dengan Shinta namun aku pendam saja. Dan sebagai pelampiasannya, aku terus mengintip Shinta bersebadan dengan suaminya. Tampaknya Shinta amat menikmati persetubuhan dengan suaminya itu. Aku jadi merasa iri.Dan tanpa aku ketahui suami Shintapun akan tugas keluar kota lagi. Dan tampaknya Shinta biasa biasa saja. Ia tidak memberikan tanggapan apapun saat itu. Dan malam saat suaminya tugas, aku berusaha mendatangi kamar Shinta dan minta bicara. Shinta memberiku waktu bicara dan dengan kepintaranku malam itupun akhirnya akupun kembali dapat menikmati kehangatan tubuhnya dikamarnya. Shinta pun semakin larut olehku. Ini terlihat saat suatu malam tanpa aku duga ia mendatangi kamarku dan kamipun bersetubuh dikamarku hingga beberapa kali malam itu. �Ahh�..Pak������..�rintih Shinta. Tubuhnya yang mulus menggeliat-geliat. Sementara aku terus menggenjotnya teratur. Sampai saat inipun disaat suaminya dan kadang orangtuanya pulang ke Jawa tengah Aku selalu memberinya kenikmatan ragawi yang mungkin tidak ia dapati dari suaminya. Akupun setelah menikmati kemulusan dan kehangatan tubuh Shinta, punya keinginan untuk dapat merasakan kehangatan tubuh saudaranya Siska. Saat itu Siska minta jasaku untuk menemaninya di rumahnya karena suaminya mendapat tugas beberapa minggu ke luar negeri. Aku sempat melihat rona tidak suka pada wajah Shinta. Namun karena Siska ngotot pada adiknya itu maka Shinta akhirnya mengizinkan aku tinggal beberapa minggu di rumah kakaknya. Aku merasa inilah saatnya bagiku untuk merasakan juga kehangatan tubuh anak majikanku yang juga cantik ini. Dan seperti Shintapun pada awalnya Siska memang menolak maksudku untuk menggaulinya. Malah aku sempat akan di usirnya malam itu. Namun karena kelicikan dan pengalamanku selama ini aku akhirnya dapat merasakan jepitan kemaluannya pada kemaluanku. �Ahhh�Pak�����..�pekik Siska saat pumcak klimaks datang melandanya. Tubuhnya menggelepar-gelepar berkelojotan di bawahku. Kedua matanya mendelik, hanya bagian putihnya saja yang kelihatan Iapun akhirnya terkulai lemas dan beberapa kali orgasme karena keperkasaanku. Aku tahu Siska menyesal telah mengajakku tinggal di rumahnya namun tampaknya ia merahasiakan semua kejadian itu dari suami dan adiknya Shinta. Hampir selama aku tinggal di rumah Siska aku memberinya siraman bathin di dalam kamarnya yang tak kalah mewah dari rumah orangtuanya. Itulah pengalaman ku selama ini yang dapat merasakan kehangatan tubuh dua orang anak majikanku. _______________________________ http://bzath.xtgem.com